
Jalan-jalan pas hujan deras itu ngeselin!
Awalnya begitu sampai di Taiwan masih hujan gerimis. Romantis dikit walau ngeselin karena saya lagi sakit. Eh gak taunya hujannya awet. 7 hari di Taiwan, yah selama itu juga kita ngerasain kehujanan tiap hari.
Baca juga cerita tentang rumah-rumah teh di Jiufen.

Salah satu tempat yang ingin kita kunjungi adalah Jiufen. Jiufen ini adalah sebuah kota kecil tua yang gang-gang-nya punya banyak cerita. Old street di Jiufen ini terkenal sampai ke mancanegara karena memiliki banyak cerita seru. Mulai dari kedai-kedai teh yang sudah berumur puluhan tahun, cerita penambangan emas pada masa penjajahan Jepang, gedung-gedung bernuansa Cina yang menginspirasi seorang Hayao Miyazaki saat membuat film Spirited Away.
Tapi…di tulisan saya ini kalian gak bakalan menemukan detail lengkap tentang Jiufen karena sebenarnya kita itu hanya masuk ke satu gang doang. Hujan lebat disertai angin membuat saya dan Matt harus angkat tangan dan memutuskan untuk kembali ke Taipei setelah minum teh yang seru banget itu.




Kawasan Jiufen hanya buka dari pukul 09.00 – 21.00. Pastikan kalian datang ke tempat ini pada waktu tersebut karena kalau tidak yah, sepi doang. Palingan bisa ke kedai-kedai teh tapi rata-rata tutup jam 10.00 malam. Jiufen tidak terlalu jauh dari Taipei. Kalau saya tidak salah sekitar 1 jam perjalanan dengan bus yang nyaman dan dilengkapi WIFI. Jadi turis di Taiwan itu dimanjakan banget. Di semua tempat-tempat umum atau transportasi umum kebanyakan sudah dilengkapi dengan Wifi.
Kalau saya tidak salah ingat, beginilah cara ke Jiufen dengan menggunakan kendaraan umum. Pertama naik MRT menuju stasiun Ruifang. Dari luar stasiun, belok kiri ke jalan Mingdeng dan berjalanlah sekitar 200m. Terdapat halte bus di depan kantor polisi di sebelah kanan jalan. Naiklah bus nomor 827/788 (tarif flat NTD$15), dan dalam 15-30 menit kamu akan sampai. Sampai sini yah, udah liat aja gang yang ramai, langsung masukin haha.
Dikarenakan hujan sebenarnya saya dan Matt lumayan banyak bolak balik masuk ke kedai atau cafe buat minum coklat hangat, makan kue, lalu nyobain makan sup daging yang enak parah. Katanya di Taiwan itu harus makan sup daging (yang kuahnya item mirip rawon) dan kita nyobain yang di Jiufen sungguh enak banget. Pantesan antriannya lumayan juga. Entah karena semua orang kelaparan trus pengen yang panas-panas atau gimana.




Trus ngapain aja di Jiufen? sebenarnya ada banyak yang bisa dilihat di sana. Mulai dari pemandangan kota Jiufen yang berbukit-bukit, museum, rumah-rumah teh tua, bekas penambangan emas, teater dan masih banyak lagi. Sayangnya seperti yang saya sebutkan supaya pada gak kuciwa haha, kita gak bisa kebanyak tempat dikarenakan hujan yang sungguh-sungguh menggangu. Kaki sampai gatel-gatel.
Yah sayang dong ke Jiufen gak liat apapun. Yah gak juga sih hehe. Kita keluar masuk toko, kedai teh, minum kopi, liat pemandangan dikit walau keujanan dan males ngeluarin kamera karena takut basah lalu kena hujan lagi. Begitu aja trus sampai sepatu dan baju basah. Matt paling kesal karena dia lumayan tinggi jadinya bolak balik kena hujan dari payung turis lain. Entah gimana juga dia pakai payung, pokoknya selalu kena tirisan hujan dari payung turis-turis Asia haha.
Di sini kita bisa nemuin banyak sekali toko-toko seru sebenarnya. Mulai dari peluit sampai kelompen (teklek). Seru sih tapi entah kenapa saya dan Matt gak kepengen belanja karena beberapa barang sepertinya bisa ditemui di mana aja.
Menurut Matt, kalau bisa ke Taiwan lagi dia masih pengen ke sini karena mau ke rumah teh. Kalau saya sepertinya cukup sekali aja deh haha. Ke tempat lain aja kalau bisa
























